Selasa, 07 Mei 2013

PROPOSAL TAK STIMULASI SENSORI



PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI SENSORI

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas Keperawatan Jiwa Ns. Novita W, S.Kep




logokesdam-warna.jpg






Disusun Oleh :
1.      Cakra Bilawa              ( 11.013 )         6. Hermawan S           ( 11.032 )
2.      Deka Oja S                  ( 11.014 )         7. Ibnu Utomo                        ( 11.035 )
3.      Dita Aprilia                 ( 11.017 )         8. Ica Vois                   ( 11.036 )
4.      Dwi Asrifatun             ( 11.018 )         9. Indah Ayu               ( 11.039 )
5.      Eka Hardia F               ( 11.021 )         10. Indah Mutiara       ( 11.040 )


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV / DIPONEGORO
SEMARANG
2013




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pasien di rumah sakit jiwa Provinsi Lampung diruang cendrawasih pada bulan April 2009 berjumlah 25 pasien. Dan mayoritas dari pasien tersebut mempunyai diagnosa medis skizofrenia.
Dan  dari diagnosa medis tersebut akan muncul banyak diagnosa keperawatan yang harus mendapatkan intervensi keperawatan diantaranya isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah dan banyak lainnya. Dan khusus untuk ketiga diagnosa keperawatan diatas tersebut, Mahasiswa tingkat II reguler Politeknik Kesehatan Depkes Tanjung Karang akan membuat terapi aktivitas kelompok: Stimulasi sensori khusus untuk pasien-pasien dengan kriteria kurangnya respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan sehingga membuat pasien kurang dapat berinteraksi dengan yang lainnya khususnya di ruang cendrawasih.
Untuk itu terapi aktivitas kelompok: Stimulasi sensori diharapkan mampu memberikan stimulus untuk semua panca indra (sensori) agar pasien mampu memberikan respon yang adekuat terhadap objek yang akan dipergunakan dalam terapi aktivitas kelompok tersebut yang berupa suara-suara, gambar, viodeo, dan nantinya juga akan membuat klien lebih termotivasi untuk merubah perilaku-perilaku sebelumnya.

B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum TAK stimulasi sensori adalah Klien dapat berespons terhadap stimulus panca indra yang diberikan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Klien mampu berespon terhadap halusinasi suara yang di dengar
b.      Klien mampu berespons terhadap halusinasi  gambar yang dilihat
c.       Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.



BAB II
KONSEP AKTIVITAS KELOMPOK
GANGGUAN STIMULASI SENSORI

A.    Pengertian
Terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah aktivitas membantu anggotanya untuk mengatasi identitas hubungan yang kurang efektif dan mengubah tingkah laku yang adaptif. (struat and sundeen, 1998)
Terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi psikoterapi terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan antar anggota.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua panca indra (sensori) agar memberi respons yang adekuat (Keliat dan Akemat, 2002).
TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku.

B.     Bentuk Stimulus
1.      Stimulus suara : musik
2.      Stimulus visual : gambar
3.      Stimulus gabungan visual dan suara : melihat televisi, video

C.    Jenis TAK Stimulasi Sensori
1.      TAK stimulasi suara
2.      TAK stimulasi gambar
3.      TAK stimulasi suara dan gambar





D.    Terapist
1.      L    : Leader
2.      Co : Wakil Leader
3.      K   : Klien
4.      F    : Fasilitator
5.      O   : Observer

E.     Setting
















Text Box: K
Text Box: K
Text Box: K
Text Box: F

Text Box: L




Text Box: Co



Text Box: K
Text Box: K
Text Box: F
Text Box: O


 






Keterangan :
1.      Leader                   : Ica Vois
2.      Wakil leader          : Hermawan S
3.      Klien                     : Eka Hardia, indah mutiara, deka oja, indah ayu, ibnu utomo
4.      Fasilitator              : cakra bilawa, dita aprilia
5.      Observer                : Dwi asrifatun










BAB III
APLIKASI TAK STIMULASI SENSORI

A.    Sesi 1   : Mendengarkan Musik
1.      Tujuan
a.       Klien mampu mengenali musik yang didengar
b.      Klien mempu memberi  respon terhadap musik
c.       Klien mampu menceritakan perasannya setelah mendengarkan musik

2.      Setting
a.       Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b.      Ruangan nyaman dan tenang

3.      Alat
a.       Tape recorder
b.      Kaset lagu dangdut, slow musik, rohani (religius)

4.      Metode
a.       Diskusi
b.      Sharing persepsi

5.      Langkah kegiatan
a.       Persiapan
1.      Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi menarik diri, harga diri rendah dan halusinasi. Mempersiakan alat dan tempat pertemuan
b.      Orientasi
1.      Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien



2.      Evaluasi atau validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
3.      Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yatiu mendengarkan musik
Terapis menjelaskan aturan main berikut :
a.       Jika ada klien yang ingin meningalkan kelompok, harus minta ijin kepada terapis
b.      Lama kegiatan 45 menit
c.       Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c.       Tahap kerja
1.       Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri ( nama, dan nama panggilan ) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum jam.
2.       Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
3.       Terapis dan klien memakai papan nama.
4.       Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai klien akan diminta menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah mendengar lagu.
5.       Terapis memutar lagu, klien mendengar boleh berjoget, tepuk tangan (kira-kira 15 menit) musik yang diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis mengobservasi respon klien terhadap musik
6.       Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya. Sampai semua klien mendapat giliran.
7.       Terapis memberikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya, dan mengajak klien lain bertepuk tangan.

d.      Tahap terminasi
1.      Evaluasi
a.       Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b.      Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

2.      Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik yang disukai dan bermakna dalam kehidupannya.
3.      Kontrak yang akan dating
a.       Menyepakati TAK yanag akan datang yaitu menggambar.
b.      Menyepakati waktu dan tempat.

B.     Evaluasi Dan Dokumentasi
1.      Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.aspek yang dievaluasi adlah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori mendengar musik, kemampuan klien yang diharapkan dalah mengikuti kegiatan , respon terhadap musi, memberi pendapat tentang musik yang didengar dan perasaan sat mendengar music. Formulir evaluasi sebagai berikut:

SESI 1: TAK
STIMULASI SENSORI MENDENGAR MUSIK
KEMAMPUAN MEMBERI RESPON PADA MUSIK


NO

ASPEK YANG DINILAI
NAMA KLIEN



1.
Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir



2.
Memberi respon ( ikut bernyanyi/ menari/ joget/ menggerakkan tangan dan kaki dagu sesuai irama )



3.
Memberi pendapat tentang musik yang didengar



4.
Menjelaskan perasaan setelah mendengarkan lagu





Petunjuk
1.         Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2.         Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, merespon, memberi pendapat, mennyampaikan perasaan tentang music yang didengar  (√) jika klien mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi sensori mendengar music. Klien mengikuti kegiatan sampai akhir dan menggerakkan jari sesuai dengan irama music namun belum mampu memberi pendapat dan perasaan tentang music. Latih klien untuk mendengarkan music diruang rawat.



















DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna dkk . 2004 . Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart and Sundeen . 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar